2009-09-08

4 Tanda Wanita Yang Bisa Dipercaya

Setiap pria pasti punya pengalaman buruk soal wanita. Tidak dihargai, dicampakkan atau bahkan berselingkuh dengan sahabat Anda sendiri sudah menjadi pengalaman banyak pria. Beberapa wanita memang tidak dapat dipercaya, kenali tanda-tandanya.

Tidak ada seorangpun yang ingin memiliki pasangan yang tidak jujur. Meskipun Anda cinta mati padanya, namun kejujuran harus menjadi prioritas utama dalam hubungan. Jangan mau dipermainkan wanita seenaknya.

Dikutip dari AskMen, Jumat (31/7/2009), ini dia 4 pertanda sederhana yang dapat Anda andalkan untuk bisa mempercayai pasangan wanita Anda.

1. Ia Mengenalkan Anda Pada Orang-Orang Terdekatnya
Jika seorang wanita berencana mempermainkan Anda, ia tidak akan sudi mengenalkan Anda pada teman-temannya atau keluarganya. Namun jika Anda diajak bergabung dalam lingkungan pergaulannya, itu pertanda bahwa ia berencana mempertahankan Anda.

Bersikap terbuka dan ramah dengan orang-orang di sekitarnya adalah pertanda baik untuk Anda. Namun jika ia sering terlibat pertengkaran dengan saudaranya atau memiliki konflik hebat dengan sahabatnya sendiri, ada kemungkinan ia tipe wanita yang tidak dapat dipercaya.

2. Ia Mudah Dijangkau
Mempercayai seorang wanita sangat erat hubungannya dengan kemudahan menjangkau atau komunikasi. Jika ia sering berjanji datang namun tidak pernah menepatinya, tidak menelepon balik ketika tidak bisa Anda hubungi atau tidak terbuka dengan jadwal sehari-harinya, sebaiknya Anda tinggalkan saja.

Memang benar, sebagai kekasih Anda tidak perlu harus tahu detail kegiatannya sehari-hari, tapi normalnya seorang kekasih yang bisa dipercaya akan selalu berkomunikasi dengan intensitas rutin dan tidak menyembunyikan sesuatu dari pasangannya.

3. Ia Punya Hubungan Yang Normal Dengan Mantannya
Wanita yang mempunyai hubungan normal dan baik-baik saja dengan mantannya menunjukkan bahwa ia seorang yang dapat dipercaya.

Jika ia punya riwayat buruk dengan pasangan-pasangan sebelumnya hingga pasangan terakhir yang ia kencani, artinya tidak lama lagi Anda pun akan masuk daftar riwayat buruknya itu. Pasti ada yang tidak beres dengan wanita itu jika berulang kali ia melakukan kesalahan yang sama.

4. Anda Tidak Pernah Mendapatinya Berbohong
Beberapa wanita sangat pintar berbohong, tapi sepandai apapun ia menutupinya pasti akan ketahuan juga. Bahkan kebohongan kecil sekalipun tapi kerap dilakukan akan menjadi masalah besar dalam suatu hubungan.

Berawal dari kebohongan kecil, suatu saat bisa berubah menjadi sebuah pengkhianatan. Jadi jika Anda menemukan ia berbohong, tanyakan segera padanya mengapa ia harus berbohong.

Wanita yang jujur dan bisa dipercaya memang menjadi kebanggaan bagi pria, namun tidak semua wanita bisa dipercaya. Satu-satunya cara untuk memastikan apakah ia bisa dipercaya atau tidak hanyalah dengan pengalaman. Biarkan waktu menjawabnya, dan selanjutnya terserah Anda.

2009-08-31

Mata


Apakah kamu tahu hubungan antara 2 biji mata mu?
Mereka berkedip bersama
bergerak bersama
melihat bersama dan
tidur bersama
malah menutup pandangan terakhirpun bersama.
Meskipun mereka tidak pernah melihat antara satu sama lain, kecuali melalui cermin.
Persahabatan seharusnya seperti itu,
Kehidupan akan kurang ceria tanpa sahabat...

Tunjukan Patriotisme MU

Gila....!!! lagu Indonesia raya di plesetin dan kata2nya sangat menyakiti, di hina... Wahai Pemuda dan Pemudi dan Seluruh Bangsa Indonesia dimana Patriotisme saat ini....... Kita contoh Presiden SOEKARNO yang berani melontar kan kata-kata GANYANG MALAYSIA dan Tunjukan patriotisme MU



Indonesial National Anthem

Indonesial tanah Cairku
Tanah tumpah muntahku
Disanalah aku merangkak hina
Jadi kubur

Indonesial negara miskin ku
Bangsa Busuk dan Tanah Miskinku
Marilah kita semua tidur
Indonesial negara miskinku

Mati lah tanahku
Modar lah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Miskin lah jiwanya
Tidurlah badannya
Untuk Indonesial Miskin

Indonesial Miskin
Mampous Modar
Datang kerja Malaysia
Tapi TKI Jadi perampok
Rompak Malaysia bawa wang ke Indon

Indonesial Pendatang Haram
Miskin lah Miskin lah
Datang Haram ke Malaysia
Tiada paspor
Bila kena tangkap dan hantar balik
Kata nya malaysia jahat

Indonesial Negara Perampok
Indonesial Menghantar perampok maling
pekerja TKI Indonesial
hantaq pi Malaysia

Indonesial Maling
Merampok lagu Malaysia
Mengatakan itu lagu mereka

Indonesial Tanah yang hina
Tanah gersang yang miskin
Di sanalah aku miskin Untuk slama-lamanya
Indonesial Tanah puaka
Puaka Hantu Kita semuanya
Negara luas hasil bumi banyak tapi miskin
Datang minta sedekah di Malaysia
Marilah kita mendoa Indonesial brengset

Gersang lah Tanahnya mundurlah jiwanya
Bangsanya Rakyatnya semuanya
Tidurlah hatinya Mimpilah budinya
Untuk Indonesial Miskin

Indonesial Tanah yang kotor Tanah kita yang Malang
Disanalah aku tidur selamanya bermimpi sampai mati
Indonesial! Tanah Malang Tanah yang aku sendiri benci
Marilah kita berjanji Indonesial miskin

Mati lah Rakyatnya Modar lah putranya
Negara Miskin Tentera Coma pakai Basikal
Miskinlah Negrinya Mundur lah Negara nya
Untuk Indonesial kurap.



Permasalahan RI VS Malaysia harus di tanggapi dengan kepala dingin, hal itu mungkin juga ada segelintir orang yang ingin mengeruhkan suasana diplomatis RI dan malaysia. Ada hal yang membuat kita resah dengan Malaysia yaitu klaim lagu rencana pembelian Patung Garuda Wisnu kencana (Bali), lagu Rasasayange, Kesenian Reok, dan yang baru-baru ini adalah klaim Tari Pendet, Plesetan Lagu Kebangsaan Indonesia raya yang di muat dalam situs komunitas di malaysia "TOPIX"

Hal seperti ini bisa di bawa ke Forum Internasional seperti klaim Malaysia mengatakan Tari Pendet milik Malaysia, Bangsa luar tentu nya mengetahui bahwa tari Pendet berasal dari Bali, asal muasalnya tari pendet tersebut hanya untuk upacara pada zaman dulu, ketika itu Presiden SOEKARNO meminta agar Tari Pendet di gunakan dalam penerimaan tamu kenegaraan.

Lepas dari permasalahan diatas, perlu kita ketahui bahwa Lagu Kebangsaan Malaysia ternyata Mirip dengan lagu Terang Bulan yang sering di lantunkan oleh penyanyi kawakan Kris Biantoro. Lagu Terang Bulan di ciptakan oleh seseorang yang berkewarganegaraan Inggris, lagu itu di buat sebelum perang dunia ke II yang di berjudul Malayan Moon.

Kalo kita melihat permasalah yang ada, dapat kita ketahui bahwa Malaysia tidak mempunyai jati diri kebangsaannya (Identitas Kebangsaan), hal ini bisa kita liat dari klaim-klaim yang ada.

2009-08-17

Wanita

Ketika ditanya malaikat, “ Mengapa begitu lama Engkau membuat nya Tuhan ”

Tuhan menjawab, “ Sudahkah Engkau lihat semua detail yang saya buat untuk menciptakan mereka? “

“ Dua tangan ini harus bisa dibersikan, tetapi bahannya bukan dari plastik, Setidaknya terdiri dari 200 bagian yang bisa digerakan dan berfungsi baik untuk segala jenis masakan. Mampu menjaga banyak anak saat yang bersamaan, Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan…, dan semua dilakukkannya cukup dengan dua tangan ini”

Malaikat itu takjub

Hanya dua tangan? Impossible

Dan itu model standar?!!!

Sudahlah Tuhan, cukup dulu untuk hari ini, besok kita lanjutkan lagi untuk menyempurnakannya ”

“ Oh tidak…, saya akan menyelesaikannya ciptaan ini karena ini adalah ciptaan favorit saya”

“oh ya….dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri, dan bisa bekerja 18 jam sehari”

Malaikat mendekat dan mengamati bentuk wanita ciptaan tuhan itu,

Tapi engkau membuatnya begitu lembut Tuhan? ”

Yah…saya membuatnya lembut. Tapi engkau belum bisa bayangkan kekuatan yang Saya berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa ”

Dia bisa berfikir, Tanya Malaikat

“ Tidak hanya berfikir, dia mampu bernegosiasi “

Malaikat itu menyentuh dagunya….

Tuhan Engkau buat ciptaan ini kelihatan lelah dan rapuh seolah terlalu banyak beban baginya “

“ Itu bukan lelah atau rapuh…itu air mata “, Koreksi tuhan

Untuk apa Tanya Malaikat

Tuhan melanjutkan, “ Airmata adalah salah satu cara dia mengekspresikan keembiraan, kagalauan, cinta, keseian, pederitaan dan kebanggaan “

“ Luar biasa Engaku jenius Tuhan “ kata Malaikat.

Engkau memikirkan segala sesuatunya, wanita ciptaan mu ini akan sungguh menakjubkan

Ya mesti!!!

Wanita ini akan mempunyai kekuatan mempesona laki-laki

Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri

Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit

Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu bahkan tertawa saat ketakuatan

Dia berkorban demi orang yang dicintainya

mampu berdiri melawan ketidakadilan

Dia tidak menolak kalau melihat yang lebih baik

Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya

Dia membawa temennya yang sakit untuk berobat

Cintanya tanpa syarat

Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang

Dia girang dan bersorak saat melihat kawannya tertawa

Dia begitu bahagia mendengarkan kelahiran

Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian

Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup

Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka

Hanya ada satu hal yang kurang dari wanita?

DIA LUPA BETAPA BERHARGANYA DIA…….

2009-08-13

PERMASALAHAN LALU LINTAS Kesemerawutan dan Kemacetan Lalu Lintas



Permasalahan lalu lintas seperti kemacetan lalu lintas sering kita jumpai di berbagai daerah di Indonesia, penyebab kemacetan lalu lintas tersebut bisa beragam namun, ada pula penyebab kemacetan yang bersifat sementara. Misalnya jika hujan deras mengguyur dan beberapa daerah tergenang. Hal ini memicu kemacetan di mana-mana. Kemacetan bisa pula terjadi karena ada pejabat penting yang hendak lewat atau kemacetan terjadi karena ada kendaraan mogok di jalan.

Disamping itu pula kemacetan bersifat sistematis dan kronis yang selalu terjadi dan berulang-ulang hampir setiap hari dengan penyebab yang sama yaitu jumlah kendaraan jauh melampaui kapasitas jalan yang tersedia, pertambahan panjang jalan ada batasnya dan tidak mungkin mengikuti jumlah kendaraan, dalam kondisi sekarang, sekalipun seluruh lahan diubah menjadi jalan, mungkin tetap saja terjadi kemacetan lalu lintas. Jumlah kendaraan seolah-olah tidak terhingga, seperti tidak terbatasnya minat warga akan kebutuhan transportasi atau kendaraan. Setelah punya mobil satu, warga ingin punya dua. Setelah punya mobil rakitan dalam negeri, ingin punya mobil impor completely built up

Kemacetan yang terjadi dapat bersumber dari konstruksi jalan yang tidak beres, pengalihan fungsi jalan menjadi tempat parkir, terminal bayangan, dan tempat berdagang, ketidaktertiban dan ketidakpatuhan pemakai jalan terhadap rambu-rambu lalu lintas.
Kemacetan lalu lintas di kota-kota besar merupakan kemacetan struktural yaitu kemacetan yang kompleks (kemacetan disebabkan oleh bertambahnya jumlah kendaraan, keadaan aspal jalan yang buruk, manajemen lalu lintas yang kurang baik, tumpang tindihnya kendaraan dalam satu ruas jalan, parkir yang semerawut akibat kegagalan penentu kebijakan membenahi sejak dini berkembangnya permasalahan kota. Hal semacam ini perlu pembenahan di segala bidang, bukan saja pada sisi transportasinya saja.

Persoalan kemacetan lalu lintas sebenarnya ada beberapa “pemain” di dalamnya yaitu masyarakat, pengguna kendaraan yang tidak tertib dalam berlalu lintas dijalan, sopir angkot dan aparat sendiri termasuk DLLAJ, polisi dan instasi terkait lainnya. Oleh karena itu untuk bisa lepas dari persoalan ini, “pemain” nya harus dibenahi. Kalau kita hanya membenahi aparatnya saja tidak akan menyelesaikan masalah yang terjadi. kita harus bersama-sama membenahinya sehingga setahap demi setahap diharapkan akan bisa lepas dari segala permasalahan kemacetan lalu lintas.

Penyebab kemacetan lalu lintas di masing-masing daerah tidak terlepas dari masalah padatnya lalu lintas, ruas jalan yang tidak mampu menampung volume kendaraan, kesemerawutan pengguna jalan, parkir dan pedagang kaki lima.

Penyebab kemacetan lalu lintas dijalan dapat dilihat dari 4 faktor yakni (MKJI, 1997) :
  1. Faktor Kendaraan : Besar kecilnya kendaraan dan kecepatan kendaraan merupakan penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas disamping ESPM (Ekuivalen Satuan Mobil Penumpang) dan frekuensi (volume) kendaraan tiap jam
  2. Faktor Manusia : Human error atau kesalahan manusia pada setiap kecelakaan lalu lintas, demikian juga pada kemacetan lalu lintas dimana sikap dan perilaku pengemudi maupun pejalan kaki dan orang disekitar jalan sangat berperan dalam terjadinya kemacetan lalu lintas.
  3. Faktor Jalan : Kondisi jalan atau jaringan jalan sangat berpengaruh terhadap kemacetan lalu lintas. Kondisi jalan yang berlubang, banyak persimpangan, tidak adanya jalur pemisah, sering tergenang air, merupakan pendorong terjadinya kemacetan lalu lintas.
  4. Faktor Alam : Dalam hal ini seperti cuaca, topograpi, yang tidak rata, dan banyaknya jalan yang memotong sungai merupakan pendorong terjadinya kemacetan.

Dengan bertambahan penduduk yang disertai pula peningkatan perekonomian, maka tingkat mobilitas baik orang maupun barang akan meningkat pula keadaan ini harus diimbangi dengan penyediaan sarana prasarana transportasi yang memadai. Dengan demikian pertumbuhan penduduk akan mempunyai dampak langsung terhadap kebutuhan sarana dan prasarana transportasi. Sarana transportasi melalui jalan merupakan transportasi yang dominan dibandingkan dengan transportasi lainnya.

Seperti halnya di Kota Pelembang yang mana tingkat mobilisasinya sangat tinggi sehingga pertumbuhan kendaraan semakin tahun semakin meningkat, hal ini bisa kita telusuri dari kepemilikan kendaraan bermotor, saat ini seseorang bisa mendapatkan kendaraan bermotor dengan mudah, berbagai dealer-dealer motor menawarkan keredit murah. Hal ini lambat laun akan membengkaknya jumlah kendaraan bermotor di kota Palembang dan tidak adanya atau tidak diikuti dengan penambahan jaringan jalan sehingga kondisi jalan tidak mampu lagi menampung volume kendaraan.

Kerap kita temui di jalan Angkatan 45, kemacetan sering terjadi di ruas jalan tersebut hal ini di sebabkan karena jumlah kendaraan atau volume kendaraan melebihi kapasitas atau daya tampung ruas jalan tersebut selain itu kemacetan diruas jalan tersebut juga dikarenakan penempatan rambu U-turn (berputar). Hal ini akan menyebabkan tundaan arus kendaraan yang ingin berputar di penggalan jalan itu, parkir di tepi jalan (tidak melihat kondisi arus lalu lintas).

Kemacetan juga terjadi di Jalan Jend.Sudirman, kemacetan ini dikarenakan U-Turn depan rumah Panglima ( kendaraa berputar ) sehingga terjadinya time delay yang menyebabkan antrian panjang diruas jalan tersebut. Kemacetan lalu lintas dapat dijumpai juga di ruas jalan Kapten A.Rivai, kemacetan ini di karenakan adanya persimpangan kecil dan U-Turn di depan Kantor Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang memungkinkan kendaraan berputar dan masuk keluarnya kendaraan ke jalan samping kantor Pemerinah Provinsi Sumatera Selatan . Selain itu juga ruas jalan tersebut tidak mampu lagi menampung volume kendaraan dan sopir kendaraan umum yang berhenti disembarang tempat untuk menaikan dan menurunkan penumpang.

Melihat uraian temuan diatas bahwa kemacetan dan kesemerawutan lalu lintas yang terjadi di karenakan tidak adanya pengontrolan dan pengaturan lalu lintas (manajemen lalu lintas) di titik-titik rawan kemacetan, seperti halnya pada U-Turn. Dengan tidak adanya pengaturan dan pengontrolan lalu lintas maka kesemerawutan dan kemacetan sering terjadi, yang mana para pengguna kendaraan tidak mau memberi kesempatan atau waktu jedah kepada pengguna kendaraan lain.

Sejalan dengan itu manusia merupakan unsur dalam kegiatan lalu lintas merupakan indikator terhadap terciptanya lalu lintas yang aman, lancar, tertib, nyaman. Selain itu juga perlu adanya suatu manajemen lalu lintas yang baik yang dapat mengatasi semua persoalan lalu lintas.
Manajemen lalu lintas secara umumnya yang terkait dengan pengontrolan lalu lintas dapat dilaksanakan sebagai berikut:

1. Pada simpang jalan, dilakukan dengan
  • Optimalisasi sinyal lalu lintas
  • Pemasangan sinyal lalu lintas pada tempat dengan arus lalu lintas tinggi
  • Pemberian waktu hijau kepada angkutan bus (prioritas)
  • Koordinasi antar simpang
2. Pada ujung-ujung simpang, dengan melakukan
  • Jalan satu arah
  • Belok kiri tidak berhenti (jalan terus)
  • Larangan belok kanan
  • Jalan khusus bagi penduduk sekitar
3. Penggunaan jalur lalu lintas meliputi
  • Larangan untuk mobil yang berpenumpang kurang dari tiga
  • Jalur yang dapat dibalik arahnya
  • Jalur khusus angkutan umum (bus line)
4. Penggunaan tepi jalan (curb)
  • larangan parkir
  • Penempatan halte bus
  • Penetapan bongkar muat
  • Penyempitan jalan oleh ‘ kaki lima’
5. Kecepatan kendaraan
  • Pembatasan kecepatan maksimum
  • Pembatasan kecepatan minimum
6. Parkir, dapat dilakukan dengan
  • Parkir khusus angkutan umum
  • Pembatasan parkir
  • Pengontrolan tempat parkir
Upaya yang diambil dalam mengatasi kemacetan lalu lintas masing-masing daerah berbeda, kebijakan pemerintah daerah yang satu dibentuk untuk mengatasi kemacetan dan permasalah lalu lintas belum tetentu dapat diterapkan di daerah lain melihat kondisi daerah masing-masing. Dalam undang-undang nomor 14 tahun 1992 tentang lalu lintas, dalam bab XI Penyerahan Urusan, pemerintah dapat menyerahkan urusan pemerintah dalam bidang lalu lintas dan angkutan jalan kepada pemerintah daerah dan dipertegas lagi dengan hasil sidang komisi V DPR yaitu mengenai penyerahan wewenang kepada pemerintah daerah untuk menindaklanjuti kebijakan penanganan kemacetan dan permasalah lalu lintas.

2009-08-09

KINERJA PELAYANAN PUBLIK MASA REFORMASI

Kinerja pelayanan birokrasi pemerintah pada masa reformasi tidak banyak mengalami perubahan secara signifikan, hal ini bisa kita telusuri dari tingkat akuntabilitas, responsivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan pelayanan public. Ide reformasi yang menginginkan agar birokrasi lebih bersifat transparan, terbuka, dan jujur masih jauh dari harapan. Birokrasi masih tetap belum terlihat jelas atau secara nyata mengembangkan komitmen untuk mengembangkan iklim dialog dan membangun kepercayaan kepada public. Belum terbentuknya kepercayaan dari public terhadap birokrasi menyebabkan hubungan birokrasi dengan public sering kali masih belum komunikatif. Birokrasi membutuhkan kepercayaan public sebagai kunci utama bagi terselenggaranya pelayanan public yang akuntabel.
Pemberian pelayanan transparan oleh birokrasi pemerintah yang mencangkup persyaratan, prosedur, ketepatan waktu, kepastian biaya dan keramahan petugas manjadi dambaan public pada era reformasi ini.

Tingginya keluhan masyarakat pengguna jasa terhadap pelayanan baik itu pelayanan KTP, Rumah Sakit, Pelayanan Perizinan dan sebagainya merefleksikan masih belum terpenuhinya aspirasi masyarakat pengguna jasa oleh birokrasi pelayanan. Birokrasi pelayanan belum sepenuhnya mengembangkan kultur dan manajemen pelayanan yang responsive terhadap kebutuhan masyarakat pengguna jasa, disamping itu juga panjangnya meja birokrasi atau alur birokrasi pelayanan yang ribet dan memakan waktu serta biaya pelayanan yang banyak menjadi salah keluhan masyarakat pengguna jasa.
Zaman reformasi ini, reformasi sebenarnya secara subtansial tidak terlalu banyak menyentuh kultur pelayanan birokrasi terhadap public. Birokrasi masih tetap menempatkan public bukan sebagai pelanggan dalam pemberian pelayanan, melainkan sebagai objek pelayanan yang dapat diperlakukan sewenang-wenang. Reformasi belum memunculkan kesadaran aparat birokrasi akan pentingnya nilai-nilai akuntabilitas dalam pelayanan, seperti transparansi yang menyangkut biaya dan informasi, kepastian waktu penyelesaian urusan. Pelayanan yang dilakukan aparat birokrasi masih jauh dari nilai-nilai responsivitas sehingga menjadikan kualitas pelayanan yang diberikan jauh dari aspirasi dan kebutuhan masyarakat pengguna jasa. Dari hal ini dapat kita ketahui bahwa penyelenggaraan pelayanan public pada masa reformasi masih belum menyentuh permasalahan subtansial pelayanan, yakni kepastian dan kepuasan pelayanan.
Dalam reformasi itu sendiri, antara aparat birokrasi dan masyarakat belum adanya persamaan pemahaman atau cara pandang. Perbedaan pemahaman terhadap reformasi tersebut menjadi factor penyebabnya. Tidak semua aparat birokasi yang menyukai perubahan, terlebih lagi aparat yang merasa diuntungkan dengan system yang selama ini berlangsung. Pada sisi lain masyarakat menginginkan agar aparat birokrasi dapat bersikap dan berperilaku seperti yang diinginkan masyarakat yaitu pemeberian pelayanan public yang mudah, murah, cepat, tepat waktu serta tidak terbelit-belit. Memang harapan dan keinginan masyarakat terhadap perbaikan kinerja birokrasi, seperti adanya pelayanan yang serba cepat, prosedur mudah, dan biaya ringan sering kali dirasakan aparat birokrasi tidak rasional. Keinginan masyarakat tersebut bukannya tanpa alasan sebab apabila masa lalu aparat birokrasi menganggap dirinya sebagai penguasa yang harus dilayani, dengan adanya reformasi, masyarakat pengguna jasa menghendaki justru masyarakat yang menjadi raja dan harus dilayani dengan sebaik-baiknya oleh aparat birokrasi. Masyarakat merasa bukan lagi sebagai objek pelayanan yang dapat dijadikan sapi perahan oleh birokrasi, masyarakat menghendaki bahwa pada masa reformasi harus menjadi subjek pelayanan yang ikut menentukan bentuk pelayanan dan harus diperlakukan secara manusiawi

BURUKNYA KINERJA ORGANISASI PELAYANAN PUBLIK DI PEMERINTAHAN

Kualitas pelayanan publik yang selama ini ada dirasakan oleh masyarakat amat buruk, untuk mem peroleh pelayanan yang sederhana saja pengguna jasa seringkali dihadapkan pada kesulitan-kesulitan teknis yang terkadang terlalu mengada-ada dan rutinitas tugas-tugas pelayanan dan penekanan yang berlebihan kepada pertanggungjawaban formal mengakibatkan adanya prosedur yang kaku dan lamban, dimana para pegawai tidak lagi merasa terpanggil untuk meningkatkan efisiensi dan memperbaiki prosedur kerja karena alasan egois yang sederhana yaitu mereka menolak adanya perubahan. Etos kerja yang cenderung mempertahankan status quo itu telah menumbuhkan persepsi dalam masayrakat yaitu berhubungan dengan birokrasi berarti berhadapan dengan prosedur yang berbelit-belit, membutuhkan waktu yang lama, menyebalkan dan lebih parah lagi prosedur yang berbelit-belit dan biaya pelayanan yang mencekik itu seringkali ditunggangi oleh kepentingan pribadi. Pelayanan publik dijadikan komoditas yang diperdagangkan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok.

Sering kali terlihat dilapangan aparatur birokrasi yang melayani kepentingan public masih belum menyadari fungsinya sebagai pelayan masyarakat. Ketentuan bahwa birokrasi mempunyai kewajiban melayani masyarakat menjadi terbalik sehingga bukan lagi birokrasi yang melayani masyarakat tetapi justru masyarakat yang melayani birokrasi. Sikap para birokrat yang tidak bersedia melayani masyarakat secara efisien, adil, dan transparan itu terlihat hampir pada semua instansi publik. Pedoman yang ditanam bahwa bekerja dengan rajin atau malas tetap mendapat gaji yang sama setiap bulannya turut menjadi alasan ketidakmauan para pegawai untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.

Kelambanan pelayanan publik tidak hanya disebabkan oleh kurang baiknya cara memberikan pelayanan kepada masyarakat tetapi sikap pandang organisasi pemerintah yang terlalu berorientasi pada kegiatan dan pertanggungjawaban formal saja sehingga hasil dan kualitas pelayanan sangatlah kurang dan lambat laun pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi menjadi kurang menantang dan kurang menggairahkan dengan ditambah adanya semangat kerja yang buruk, suasana rutinitas menggejala dan akhirnya aktivitas-aktivitas yang dijalankan itu sendiri terkadang tidak selalu terkait dengan produktivitas. Sudah menjadi rahasia umum bahwa dikantor-kantor pemerintah banyak pegawai yang datang kekantor hanya untuk mengisi presensi, membaca koran, main catur, sementara pekerjaan-pekerjaan yang diselesaikan sangat tidak sepadan dengan waktu yang telah dihabiskan.

Kelambanan dalam pemberian pelayanan publik menjadi indikasi masih rendahnya akuntabilitas dari birokrasi pelayanan yang ada. Salah satu isu sentral yang sering berkembang akhir-akhir ini adalah bagaimana pemerintah dan lembaga penyedia layanan publik (public service provider) mampu bersikap lebih akuntabel terhadap masyarakat berkaitan dengan pelayanan yang diberikannya. Jadi, sebagai mana tercermin dari uraian di atas, maka kita bisa mendefinisikan bahwa akuntabilitas adalah kekuatan pengendali yang mampu menciptakan dorongan terhadap seluruh stakeholder yang terlibat dan bertanggungjawab terhadap pelayanan publik, serta untuk meyakinkan bahwa proses produksi dan jasa berlangsung sesuai dengan yang diinginkan.

penyebab rendahnya akuntabilitas dan kinerja aparat publik berasal dari kultur atau budaya yang sudah tertanam selama puluhan tahun. dimana para birokrat publik berorientasi pada kekuasaan, bukan pada kepentingan publik. Mengingat hal tersebut maka dirumuskan strategi-strategi sebagai berikut :


1. Mengikis budaya paternalistik

Budaya paternalistik hanya dapat dikurangi dengan mengembangkan budaya egaliter sehingga posisi antara pejabat, pegawai pemerintah, dan pengguna jasa layanan publik adalah sama


2. Menegakkan kriteria efektivitas dan efisiensi

Pada birokrasi pelayanan publik, pegawai pemerintah tidak memprioritaskan kriteria efektivitas saja pegawai pemerintah harus menekankan efisiensi agar dalam pelayanan publik dapat tercapai dan pengaruhnya bukan hanya pada instansi pemerintah tetapi efisiensi masyarakat secara keseluruhan


3. Merampingkan struktur dan memperkaya fungsi

Struktur organisasi yang bersifat organis-adaptif dengan mengutamakan fungsi dengan tidak adanya kecenderungan untuk penambahan satuan, ketentuan dalam PP No 8 tahun 2003 tentang susunan organisasi yang ramping dan kaya fungsi sebagai petunjukbagi restrukturisasi organisasi


4. Sistem penggajian berdasarkan kinerja

Masalah birokrasi publik pada umumnya, sistem yang objektif berdasarkan kinerja aparat masih sulit dikembangkan, seringkali jenjang karir, penempatan jabatan masih didasarkan pada kriteria subjektif dan tidak terlalu terkait dengan prestasi seorang pegawai. Disinilah perlu adanya pembaharuan sistem dimana prestasi kerja diberikan sesuai dengan kompetensi atau kinerja yang baik dari seorang pegawai


5. Mengakomodasi kritik dari publik

Para pejabat penyelenggara pelyanan publik sering kali masih alergi terhadap kritik dari publik. Suasana demokratis yang terus berkembang sekarang ini telah mulai mengubah pola berfikir yang bersifat tertutup terhadap kritik tersebut. Saat ini diperlukan kritik dari publik tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik. Tatapi yang ada sekarang seringkali usulan-usulan hanya ditampung tetapi kurang ditindaklanjuti


6. Memupuk semangat kerjasama dan mengutamakan sinergi

Pembenahan pelayanan publik juga dapat dilakukan dengan melakukan mekanisme koordinasi dan komunikasi eknis yang lebih efektif. Arogansi sektoral dan orientasi instansi pemerintah kepada anggaran seringkali menyulitkan kerjasama yang baik dan senergi diantara lembaga. Dalam hal ini peran pemimpin satuan organisasi sangat menentukan


7. Membudayakan delegasi kewenangan dan diskresi yang bertanggung jawab

Hambatan bagi pengguna jasa pelayanan publik seringkali muncul karena tidak adanya delegasi kewenangan untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Seorang mengurus KTP terhambat karena KTP harus ditandatangani langsung oleh camat, hal ini menyebabkan mekanisme pelayanan menjadi terhambat dan sangat tidak efisien bagi para pengguna jasa, oleh sebab itu delegasi kewenangan dan diskresi menjadi prinsip yang harus dikembangkan dalam penyelenggaraan pelayanan publik


8. Orientasi kepada pelayanan pengguna jasa

Sistem pelayanan yang dikembangkan dalam organisasi publik cenderung kurang berorientasi kepada pengguna jasa. Dalam sistem yang demokrasi kedaulatan pengguna jasa harus diperhatikan dan diutamakan

Disamping kelambanan pelayanan publik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, sering ditemui bahwa tidak adanya transparansi informasi dari aparat birokrasi mengenai beberapa hal yang terkait dengan pelayanan publik. Bagi para pengguna jasa tidak mengetahui prasyarat apa saja yang harus diperlukan dan mengapa persyaratan tersebut diperlukan dan pula tidak mengetahui hak dan kewajiban dari para penyelenggara pelayanan. Akibatnya, ketika berhubungan dengan aparat penyelenggara, para pengguna jasa sering tidak dapat secara mudah mengetahui apakah mereka diperlakukan secara wajar atau tidak.

Dalam prakteknya sering terjadi perlakuan yang tidak wajar dialami pengguna jasa ketika berhubungan dengan aparat pelayanan publik, para pengguna jasa diperlakukan seenaknya menurut selera para aparat pelayanan publik. disamping itu juga prosedur pelayanan yang panjang dan rumit menciptakan opporunity cost yang tinggi bagi para pengguna jasa untuk berhubungan dengan aparat penyelenggara pelayanan, dampaknya adalah para pengguna jasa mencari cara yang mudah untuk menyiasati prosedur pelayanan yang amat sulit dipenuhi dengan cara yang tidak wajar yaitu praktek pemberian uang ekstra bisa dikatakan sebagi pungutan liar (pungli). Praktek semacam ini sangat lazim dan sering dijumpai karena praktek semacam ini dianggap saling menguntungkan baik bagi para pengguna jasa ataupun aparat penyelenggara pelayanan publik hal ini membawa dampak yang buruk terhadap kinerja pelayanan.

Penutup

Sektor pelayanan publik berkembang dengan pesat, baik dalam arti skala produksinya maupun diversitasnya. Perkembangan ini tentu tidak bisa terlepas dari adanya permintaan masyarakat yang juga semakin meningkat. Imbas dari perkembangan yang demikian pesat itu adalah lahirnya kebutuhan baru yang tidak akan bisa dikelola dengan baik oleh sistem akuntabilitas publik yang hanya mengandalkan hubungan formal antara legislatif, birokrasi pemerintahan dengan lembaga penyedia layanan publik saja, tetapi perlu adanya kontrol pemerintah terhadap lembaga penyedia layanan publik (berupa sistem kontrol dan insentif) diperkuat dengan dorongan dan kemampuan masyarakat (public's willingness and ability) untuk menemukan sumber-sumber pasokan alternatif (exit) atau untuk menggalang protes atau pressure (voice) apabila mereka merasa tidak puas terhadap layanan publik yang ada.

Dalam mewujudkan kualitas pelayanan publik itu sendiri perlu diperhatikan aspek-aspek pelayanan publik meliputi ketersediaan fasilitas fisik dan program (tanggibles), realisasi program ( reliability ), kompetensi pelaksana pelayanan (competence), kesantunan dalam pelayanan (courtessy) keinginan untuk selalu memberikan pertolongan pada konsumen apabila memperoleh kesulitan untuk memperoleh layanan (responsiveness), kemampuan untuk bisa dipercaya dan diandalkan (credibility), keamanan dari resiko pelayanan yang buruk (security), kedekatan dan kemudahan untuk berhubungan dengan pelaksana layanan (access), kemampuan untuk membuat konsumen selalu terinformasi dengan baik tentang barang dan jasa yang diberikan (communication), dan kemampuan untuk selalu memahami keinginan pelanggan (understanding the costumer)

.

Referensi

Dwiyanto, Agus, dkk. 2006. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Dwiyanto, Agus, dkk. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kumorotomo, Wahyudi. 2005. Mewujudkan goodgovernance melalui pelayanan publik: dalam tulisannya pada bab 3; Pelayanan yang akuntabel dan bebas dari KKN. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.